Alaska Airlines Penerbangan 1282 menghadapi pengalaman mengerikan ketika sebagian besar badan pesawat terlepas di tengah penerbangan, sehingga kabin terkena lingkungan eksternal. Hal ini memerlukan kepulangan segera setelah berangkat dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke California pada hari Jumat. Untungnya, tidak satupun dari 174 penumpang atau enam awak pesawat mengalami luka serius, meski beberapa memerlukan pertolongan medis. Alaska Airlines mengambil tindakan cepat dengan melarang terbang seluruh 65 pesawat 737 Max 9 miliknya untuk pemeriksaan keselamatan menyeluruh karena penyebab insiden tersebut masih dalam penyelidikan.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan perintah pada hari Sabtu, yang mewajibkan penghentian sementara sejumlah pesawat 737 Max 9 baik yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan AS atau di dalam negeri. Arahan ini memerlukan inspeksi segera sebelum mengizinkan pesawat ini melanjutkan penerbangan, sehingga berdampak pada sekitar 171 pesawat, menurut para pejabat.
Boeing menyatakan dukungan penuh atas keputusan FAA dan menyatakan penyesalan mendalam atas kejadian tersebut. Perusahaan menyatakan teknisinya berpartisipasi aktif dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa sejalan dengan arahan FAA dan mengakui bahwa saat ini tidak ada maskapai penerbangan Uni Eropa yang mengoperasikan konfigurasi yang terkena dampak tersebut. Sementara itu, Otoritas Penerbangan Sipil Inggris mengonfirmasi tidak ada maskapai penerbangan Inggris yang mengoperasikan pesawat jenis ini tetapi telah mendesak maskapai asing yang memiliki izin untuk menjalani inspeksi sebelum memasuki wilayah udara Inggris.
Turkish Airlines mengumumkan penangguhan lima pesawat Boeing 737 MAX 9 miliknya sambil menunggu penyelesaian tinjauan teknis, dengan menekankan keselamatan penerbangan sebagai perhatian utamanya. Maskapai penerbangan Amerika Latin Copa Airlines dan Aeromexico juga melarang terbang 40 pesawat setelahnya.
Kejadian ini menandai serangkaian kemunduran terbaru bagi seri Boeing 737 Max, yang harus dilarang terbang selama 20 bulan setelah kecelakaan fatal di Ethiopia (2019) dan Indonesia (2018) yang merenggut 346 nyawa. Perusahaan tersebut telah bergulat dengan cacat produksi, dan baru-baru ini meminta maskapai penerbangan untuk memeriksa pesawat Max untuk mengetahui kemungkinan adanya baut yang longgar pada sistem kendali kemudi.
Diterjemahkan dari situs tn.ai