Mereka selanjutnya menepis tuduhan bahwa lima tawanan tewas ditemukan di terowongan di bawah rumah sakit. Sarbini Abdul Murad, kepala badan amal Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang mendanai rumah sakit tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tuduhan Israel “sama sekali tidak benar.”
“Mudah-mudahan ICJ berani menemukan bahwa Israel melakukan genosida. Israel banyak berbohong,” tegas Murad. Relawan MER-C Fikri Rofiul Haq, yang hadir di rumah sakit sebelum pasukan Israel menyerang dan mengevakuasi semua staf dan pasien, membantah kesaksian Israel, dengan menyatakan, “Saya tidak pernah melihat terowongan di bawah rumah sakit atau tawanan.”
Pada saat yang sama, di Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah, para dokter meningkatkan kewaspadaan atas pemadaman listrik yang membahayakan nyawa pasien yang rentan. Seorang dokter dari fasilitas tersebut menyatakan keprihatinannya, dengan menyatakan, “Situasi ini mengancam nyawa banyak pasien dan bayi baru lahir. Kami mencoba bekerja dengan apa yang kami miliki, namun kami harus berhenti bekerja sepenuhnya karena kami tidak memiliki listrik.” .” Dokter lain, yang menggunakan flash di ponselnya, segera merawat pasien yang rentan, termasuk lebih dari selusin bayi. Ditegaskannya, “Kami berusaha mengelola sebaik mungkin, meski hanya sekedar mencarikan selimut untuk anak-anak dan bayi. Mereka menderita gizi buruk. Mereka mudah sakit, bahkan meninggal, amit-amit.”
Sementara itu, Rumah Sakit Al-Aqsa semakin merasakan dampak meluasnya operasi darat militer Israel di Gaza tengah. Dengan pemadaman listrik di rumah sakit dan video yang menunjukkan baku tembak dan pertempuran sengit di sekitarnya, pasien dan staf medis menghadapi nasib yang tidak pasti.
Serangan militer baru-baru ini menargetkan fasilitas tersebut dan bangunan tempat tinggal di dekatnya. Tentara Israel, yang kini hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah sakit, sedang mengintensifkan operasinya, menurut laporan dari rekan-rekannya di lapangan.
Setidaknya 23.843 orang tewas dan lebih dari 60.317 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Diterjemahkan dari situs tn.ai