4 Tahapan Dalam Proses Public Relations (Humas)

7 Min Read
photo by karolina grabowska on pexels

Public Relations (PR) bukan sekadar kegiatan asal-asalan, melainkan seni dan ilmu yang membutuhkan perencanaan matang untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

Hal ini didasari oleh keyakinan bahwa kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada opini publik. Oleh karena itu, PR dirancang untuk membangun citra positif dan hubungan yang harmonis dengan publik.

PR atau public relations ibarat jembatan yang menghubungkan organisasi dan publik. Di satu sisi, PR berperan sebagai juru bicara organisasi, menerjemahkan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan kepada masyarakat. Di sisi lain, PR juga menjadi pendengar yang aktif, memahami aspirasi dan ekspektasi publik terhadap organisasi.

Contoh:

  • Sebagai juru bicara: Saat perusahaan meluncurkan produk baru, tim PR bertugas menjelaskan manfaat dan keunggulan produk kepada masyarakat melalui media massa, konferensi pers, atau media sosial.
  • Sebagai pendengar aktif: Tim PR mengadakan survei, FGD, atau wawancara dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan dan ekspektasi mereka terhadap produk dan layanan perusahaan.

Proses Dinamis: Empat Pilar PR

Melaksanakan PR yang efektif membutuhkan proses yang terstruktur dan berkelanjutan. Bukan hanya hasil akhir yang diutamakan, tetapi juga proses yang ditempuh untuk mencapainya.

Menurut Cutlip & Center (Cutlip, S. M., & Center, A. H. (2015). Effective public relations (10th ed.). Pearson.) terdapat empat pilar utama dalam proses PR:

1. Riset: Membongkar Akar Permasalahan

Pilar pertama adalah riset. Praktisi PR harus menjadi detektif ulung, menelusuri akar permasalahan dan memahami seluk beluknya.

Riset ini meliputi:

  • Analisis Gejala dan Penyebab: Praktisi PR harus jeli melihat gejala dan mengidentifikasi penyebabnya.
  • Pengumpulan Fakta: Data dan informasi yang akurat menjadi kunci utama. Survei, wawancara, FGD, dan observasi adalah beberapa cara untuk mendapatkan data yang valid.
  • Pengolahan dan Analisis Data: Data mentah diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat.

Contoh:

Kasus: Perusahaan kosmetik menghadapi krisis karena produknya diduga mengandung bahan berbahaya.

Langkah riset: Tim PR melakukan riset mendalam untuk:

  • Menganalisis kandungan produk dan potensinya membahayakan kesehatan.
  • Melakukan survei terhadap pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kepercayaan mereka terhadap produk.
  • Menggali informasi dari media massa dan media sosial terkait isu yang beredar

2. Perencanaan: Merancang Solusi Tepat

Setelah memahami permasalahan, langkah selanjutnya adalah merancang solusi yang tepat.

Pada tahap ini, praktisi PR:

  • Menyusun Strategi: Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh, strategi PR dirumuskan dengan matang.
  • Menentukan Sasaran: Target audience yang ingin dijangkau diidentifikasi dengan jelas.
  • Menyusun Program Kerja: Program kerja yang terukur dan terstruktur disusun untuk mencapai tujuan PR.

Contoh:

Kasus: Perusahaan kosmetik yang sama ingin memulihkan citranya setelah krisis.

Strategi PR:

  • Mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan hasil riset dan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi masalah.
  • Bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan produk secara positif.
  • Meluncurkan program edukasi publik tentang pentingnya keamanan produk kosmetik.

3. Aksi dan Komunikasi: Menjembatani Organisasi dan Publik

Tiba saatnya untuk merealisasikan rencana PR. Praktisi PR harus:

  • Melaksanakan Program Kerja: Program PR dijalankan dengan konsisten dan terukur.
  • Membangun Komunikasi: Komunikasi yang efektif dan transparan dibangun dengan publik.
  • Menjalin Hubungan: Membangun hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Contoh:

Kasus: Perusahaan kosmetik menjalankan program edukasi publik tentang keamanan produk kosmetik.

Aksi dan komunikasi:

  • Mengadakan seminar dan workshop edukasi di berbagai kota.
  • Membagikan brosur dan infografis tentang tips memilih produk kosmetik yang aman.
  • Bekerja sama dengan media massa untuk mempublikasikan informasi tentang keamanan produk kosmetik.

4. Evaluasi: Mengukur Keberhasilan dan Memperbaiki Diri

Langkah terakhir adalah evaluasi. Praktisi PR:

  • Mengukur Efektivitas: Efektivitas program PR dievaluasi dengan indikator yang jelas.
  • Mencari Kekurangan: Kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan PR diidentifikasi.
  • Membuat Perbaikan: Berdasarkan hasil evaluasi, dilakukan perbaikan dan penyempurnaan untuk program PR selanjutnya.

Contoh:

Kasus: Perusahaan kosmetik mengevaluasi program edukasi publik tentang keamanan produk kosmetik.

Evaluasi:

  • Melakukan survei terhadap peserta seminar dan workshop untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka tentang keamanan produk kosmetik.
  • Memantau pemberitaan media massa terkait program edukasi.
  • Menganalisis data penjualan produk kosmetik untuk melihat apakah program edukasi berhasil atau apakah perlu perbaikan lebih lanjut.

Public Relations Officer, Sebuah Profesi yang Sangat Menantang

profesi public relations
Photo by Karolina Grabowska on Pexels

Di era transparansi ini, PR bukan sekadar pelengkap, melainkan kunci sukses bagi organisasi. Dengan PR yang efektif, organisasi dapat membangun citra positif, menjalin hubungan yang harmonis dengan publik, dan meraih kesuksesan yang berkelanjutan.

Jadi PR itu bukan cuma tentang gimana menulis press release dan mengadakan konferensi pers. Ada banyak hal yang harus dilakukan. Sebab itu para praktisi PR harus memiliki berbagai keterampilan, multi skill … seperti:

  • Komunikasi yang efektif: Praktisi PR harus mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tertulis, baik dengan media massa, publik, maupun internal organisasi.
  • Kemampuan riset: Praktisi PR harus mampu melakukan riset untuk memahami target audience, isu-isu yang relevan, dan efektivitas program PR.
  • Keterampilan interpersonal: Praktisi PR harus mampu membangun hubungan yang positif dengan berbagai pemangku kepentingan.
  • Keterampilan manajemen: Praktisi PR harus mampu merencanakan, mengorganisir, dan mengevaluasi program PR.
  • Kreativitas dan inovasi: Praktisi PR harus mampu mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk mencapai tujuan PR.

PR Officer Memang Telah Jadi Karir yang Cukup Menjanjikan

Karena besarnya kebutuhan terhadap profesi ini, tidak heran jika kemudian permintaan akan praktisi PR yang cakap dan profesional terus meningkat seiring dengan semakin pentingnya peran PR dalam dunia bisnis dan organisasi.

Praktisi PR dapat bekerja di berbagai sektor, seperti:

  • Perusahaan: Praktisi PR dapat bekerja di berbagai perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, di berbagai industri.
  • Lembaga pemerintah: Praktisi PR dapat bekerja di lembaga pemerintah untuk membantu membangun citra pemerintah dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
  • Lembaga non-profit: Praktisi PR dapat bekerja di lembaga non-profit untuk membantu menggalang dana, meningkatkan awareness, dan mendukung program-program sosial.
  • Konsultan PR: Praktisi PR dapat membuka konsultan PR sendiri untuk membantu perusahaan dan organisasi lain dalam mencapai tujuan PR mereka.

Tertarik untuk mengembangkan karir di bidang PR?

Share This Article