Perkembangan Public Relations dibagi kedalam beberapa fase perkembangan antara lain :
a. Perkembangan Demokrasi, b. Revolusi Industri, c. Perkembangan Serikat-serikat Buruh, d. Public Relations Modern.
a. Perkembangan Demokrasi
Kegiatan-kegiatan Public Relation pada abad pertengahan diperluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi. Dimana sifat-sifat merdeka, sama derajat, dan mamiliki harga diri dan pengaruh terhadap kehidupan perdagangan sangat penting. Perkembangan Public Relation pada masa ini didorong oleh adanya Revolusi Amerika pada tahun 1775 yang menyatakan dasar-dasar bagi demokrasi baru. Guna terwujud cita-cita itu diperlukan suatu badan khusus yang bertugas memelihara hubungan antara kedua belah pihak, yaitu pemerintah dan rakyat yang disebut Public Relation.
b. Revolusi Industri
Revolusi Industri diawal abad 19 ikut pula mendorong perkembangan public relations terutama pada kemajuan perniagaan dan ekspansi perdagangan. Kegiatan Pulic Relation dilaksanakan dilaksanakan secara langsung (face to face), atau kontak pribadi (personal contact), yang sampai sekarang merupakan cara berkomunikasi yang baik dalam melaksanakan Public Relation.
c. Perkembangan Serikat-serikat Buruh
Dengan perkembangan serikat buruh dan kesediaan majikan untuk menyesuaikan diri pada perkembangan demokrasi, maka hubungan harmonis antara majikan dengan buruhnya dapat terwujud sehingga kehidupan persahaan pun dapat terjamin, dan berdampak pada tumbunhnya sikap positif dari publiknya. Dalam hal ini terwujudlah suatu Public Relation yang terorganisir dan merupakan badan penghubung dalam kehidupan perusahaan terkait.
d. Public Relation Modern
Sejalan dengan perkembangan komunikasi, kegiatan public relation pun semakin banyak digunakan, dipelajari, dan diteliti. Public relation dari berbagai badan, perusahaan, ataupun instansi-instansi dalam masyarakat mendapat tugas untuk senantiasa mangikuti dan menganalisa mesalah-masalah yang timbul, baik dari dalam badan itu sendiri maupun dari Publiknya. Perkembangan tersebut mendorong lahirnya Public Relation dalam bentuk moderrn di USA.
Perkembangan Public Relation sampai sekarang tidak terlepas dari dua orang bapak Public Relation yakni Ivy Ledbetter Lee dan Edward L. Bernays. Kedua ilmuwan ini peletak dasar munculnya Public Relation modern. Kegiatan yang dilakukan Lee pada tahun 1906 dinamakan Declaration of principles ( deklarasi asas-asas) yang pada hakikatnya menyatakan bahwa keberadaan publik tidak bisa dianggap enteng oleh menajemen dan pers. Sedangkan Edward (1891-1995) dikenal sebagai bapak Public Relation kerena menerbitkan buku-buku public relation classic Cutlip-Center, Effective Public Relations, yang diacu sebagai Al kitab public relation.
Berikut gambaran kronologis public relation ( PR ) di dunia:
* Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh.
1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani.
1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai.
1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi.
1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal difakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itubanyak diadakan kursus-kursus yang bermutu.
1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui.
1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja.
1979-1990 : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas.
1990-sekarang :
a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional.
b. membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional.
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi.
Sebagai tambahan, perkembangan public relation pada saat ini pun telah berkembang menjadi public relation on the internet dimana banyak perusahaan public relation membuat media dengan jangkauan yang luas untuk mengirim pesan secara langsung kepada konsumen dan menanggapi keluhan konsumen. Sejumlah perusahaan membuka situs World Wide Web ( WWW ), yang pertama kali didirikan pada musim semi tahun 1995 oleh Edelmen Public Relation World Wide dan Fleischman-Hillard. Kegunaan dari pelayanan ini adalah untuk pembuatan News letter elektronik, pengiriman pesan kepada khalayak sasaran, aplikasi internet dan web one to one dalam kegiatan marketing dan komunikasi.
Sejarah Public Relations Di Indonesia
a. Perkembangan Public Relation Pada Masa Kerajaan
Pada dasarnya praktik public relation sudah ada di Indonesia sebelum kedatangan Belanda. Hal ini terbukti bahwa, pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia yaitu pada masa kerajaan Mataram dimana adanya usaha penembahan Senopati untuk menyebarkan ”gosip” bahwa keturunannya akan menjadi pasangan dan lindungan Nyai Roro Kidul. Menurut salah satu versi sejarah, usaha itu dimaksudkan untuk menyaingi pengaruh pada adipati di pesisir utara Jawa yang kekuasaannya drestui oleh para Sunan atau Wali yang sangat disegani.
b. Perkembangan Public Relation Pada Masa Kemerdekaan
Ketika merumuskan konstitusi, ada banyak jurnalis atau wartawan yang menunggu kelanjutan peritiwa setelah proklamasi kemerdekaan sehari sebelumnya. Akhirnya pertemuan itu ditunda untuk memilih presiden dan wakil presiden pertama Indonesia dan diumumkan kepada para jurnalis yang ada. Itu, fase media relations yang penting.
Ketika perang kemerdekaan, adalah Soedarpo Sastorsatomo yang mengelola media relations sebagai Menteri Penerangan. Ia mengelola media relations di dalam negeri hingga mendukung diplomasi di PBB, termasuk untuk mengemas citra Indonesia di luar negeri. RRI juga disebut sebagai bagian dari aktivitas public relation ketika mengeluarkan program siaran luar negeri, yang kini pemancarnya ada di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Ada pula upaya untuk membantu India dalam mengatasi kelaparan dalam Program Rice for India, sekalipun Indonesia belum memiliki surplus beras.
c. Perkembangan Public Relation Pada Masa Orde Baru
Setelah perang kemerdekaan, mulai berdatangan beberapa perusahaan minyak diantaranya Shell, Stanvac, Caltex. Sebagai perusahaan multinasional, mereka memiliki organ bernama public relation. Dimana S. Maimoen, R Imam Sajono dan Soedarso yang di tahun 1950-an mulai dikenal sebagai PR Officer yang berlatar belakang dari kalangan jurnalistik. Tahun 1954, Garuda Indonesian Airways mulai mengembangkan unit public relation. Di tahun 1955, Mabes Polri menjadi institusi pemerintah pertama yang memiliki unit public relation. Kemudian diikuti oleh RRI. Sekalipun demikian, beberapa angkatan bersenjata juga memiliki unit informasi yang dibawa kontrol presiden waktu itu. Di tahun 60-an, istilah ”purel” sebagai akronim public relations makin populer digunakan ketimbang term kehumasan.
Konsultan public relation “Pertama” Adalah PT Inscore Zecha yang dipimpin M. Alwi Dahlan tercatat sebagai konsultan public relation pertama yang berdiri di Indonesia tahun 1972. Kebanyakan mereka mengelola kepentingan publisitas dalam bentuk iklan. Sejak tahun 1970, sekitar 20 tahun national Development Information Office mendukung pengelolalaan public relation pemerintah RI untuk dunia internasional.
Universitas Padjajaran menjadi universitas pertama yang membuka Fakultas Public Relations di tahun 1964 dengan ibu Oemi Abdulrachman yang menjadi dekannya. Setelah itu, banyak berkembang pendidikan public relation dalam bentuk program studi hingga pendidikan di tingkat diploma. Tanggal 15 Desember 1972 merupakan momen deklarasi asosiasi public relation Indonesia yaitu Perhumas yang dihadiri oleh beberapa PRO perusahaan minyak dan konsultan serta akademisi term Asosiasi PR.
Di tahun 1974 posisi unit public relation dalam organisasi pemerintah sudah mulai dipegang pejabat eselon III. Beberapa tahun kemudian meningkat menjadi eselon II. Karena itulah di tahun 1974 ada Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) yang diketuai Direktur Humas Pembangunan Menteri Penerangan.
Dalam pertemuan di Kuala Lumpur, 26 Oktober 1977, Perhumas bersama asosiasi humas di negara-negara ASEAN bergabung dalam Federasi Organisasi public relation ASEAN dan menggelar Kongres PR Asean pertama di tahun 1978 di Manila. Pada tanggal 10 April 1987, Asosiasi Perusahaan public relation Indonesia dibentuk suatu wadah profesi Humas yg disebut APPRI ( Assosiasi Perusahaan Public relation Independen ) yang mempunyai tujuan :
1. Mewujudkan fungsi PR yang jujur,Bertanggung jawab sesuai dengan kode etik
2. Memberi Informasi terhadap Klien bahwa APPRI memberi Nasehat dalam PR
3. Mengembangkan kepercayaan umum atas public relation
Dan kemudian tanggal 11 November 2003, tercatat sebagai kelahiran PR Society Indonesia.
Sejarah Public Relations Di Malaysia
Public Relations Di Malaysia Setelah Kemerdekaan
a) Selama Era Kemerdekaan
Tugas PR selama era pasca kemerdekaan telah memperoleh dukungan dan partisipasi masyarakat untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan semua program pemerintah. Dalam konteks masyarakat majemuk, PR telah membantu dalam melaksanakan berbagai event untuk menanamkan harmoni dan kesatuan antara ras atau kelompok etnis.
Contoh kampanye yang berhubungan dengan masyarakat yang telah diselenggarakan oleh PR ini adalah Program Civic, Civic dan Temu Hari Civic.
Mereka fokus dalam bidang-bidang seperti mendidik orang-orang di suatu wilayah. Pada saat itu, mereka mencari lokasi dan menyiapkan event yang sesuai dimana kegiatan diselenggarakan. Mereka bekerja keras untuk memberikan publisitas dengan peran dan fungsi PR dan lembaga pemerintah yang didirikan.
Peran utama PR di era Kemerdekaan dapat diringkas sebagai:
1. Berjuang untuk mempersiapkan dan membiasakan pikiran orang-orang kepada motivasi yang diinginkan melalui berbagai kegiatan seperti komunikasi dibantu oleh media lain yang tersedia oleh Departemen Informasi.
2. Berjuang guna mengubah pemikiran pemerintah agar pemerintah memandang masyarakat tanpa melihat ras, dan hingga pemikiran tersebut diterima oleh seluruh masyarakat.
3. Membuat komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah.
b) Selama Konfrontasi
Ketika negara itu sedang menghadapi konfrontasi di 1962-1963, tanggung jawab terbesar dari PR ini adalah untuk memerangi tuduhan yang diluncurkan oleh Indonesia dan penentang pembentukan Malaysia yang terdiri organisasi politik kiri di Brunei dan Sarawak. Datuk Mohd Sopee Ibrahim yang merupakan Direktur Jenderal Departemen pada saat itu berkelana di seluruh Malaysia untuk memberikan penjelasan kepada petugas PR selama tahap awal konfrontasi. Mereka lebih fokus pada wilayah pesisir negara itu. Publik selalu diingatkan tentang pendaratan yang dilakukan oleh musuh dan diminta untuk melaporkan ke polisi jika mereka mendeteksi adanya orang asing di desa mereka. Media telah menyebar informasi kepada masyarakat terutama yang di daerah pedesaan untuk melawan tuduhan dan propaganda yang dibuat oleh Indonesia. PR ini juga membantu untuk mengatur pertemuan massa untuk menjelaskan kepada orang-orang situasi nyata tentang konfrontasi dan mengenai pertemuan anti-Sukarno. Pada saat itu, kegiatan PR untuk menjelaskan situasi itu kepada pihak luar juga diintensifkan untuk memenangkan dukungan internasional, sampai akhir konfrontasi.
Public Relations Di Era Modern
a) ERA Langkah VISI 2020
PR ke era 2020 Visi dengan kesadaran bahwa ada upaya untuk mengintensifkan pembangunan negara di dalam pengawasan terencana dan terstruktur dengan baik dengan tujuan nasional, aspirasi dan filsafat yang bertujuan untuk membuat bangsa Malaysia berkembang menurut tahun 2020 . Peran PR adalah untuk menanamkan ke pemikiran orang berpikir mengenai di balik Visi 2020. Oleh karena itu, PR harus memodifikasi strategi untuk menjadi sejalan dengan arus situasi dimana masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan lebih kritis pada kebijakan tindakan pemerintah. Pada saat yang sama, PR telah menghadapi banyak tantangan dari perkembangan teknologi yang saat ini tumbuh dengan pesat .
Sebelum penemuan internet orang terhubung satu sama lain dengan komunikasi langsung, menggunakan telegram, dengan mengirimkan surat, melalui telepon genggamnya dll. Saat ini di era modern kita dapat melihat semua orang di seluruh dunia menggunakan media sosial sebagai sarana utama mereka untuk tetap berhubungan satu sama lain. Sosial media adalah media untuk interaksi sosial, dengan menggunakan teknik yang sangat mudah diakses penerbitan dan terukut. Media sosial menggunakan web berbasis teknologi untuk mengubah media satu arah ke media dua arah. Dengan media sosial perkembangan ini, peran dan tujuan PR juga telah membantu munculnya bangsa Malaysia, baik informasi dan dengan harga diri, bertujuan untuk mencapai stabilitas politik, ekonomi dan sosial sesuai dengan pemikiran Visi 2020 untuk menjadi negara maju.
b) Swasta Perusahaan Public Relation di Malaysia
Rantau PR
Rantau PR menawarkan pelayanan yang komprehensif PR mulai dari Rencana strategi dan kampanye publik untuk menulis dan media layanan umum. Mereka juga memegang perusahaan dan komunikasi pemerintah, pelatihan media, manajemen acara dan jasa serta hubungan masyarakat dalam konferensi, seminar dan pameran. Pada Rantau PR, mereka menawarkan klien sebuah pengalaman komunikasi yang komprehensif, menjelajahi semua peluang yang memungkinkan untuk memberikan kita klien jumlah maksimum publisitas untuk memastikan nilai – untuk – uang PR.
Dalam Perusahaan pada bulan Mei 1992, Rantau PR adalah salah satu porsi terpanjang dan Studi independen lokal PR konsultan di negara ini. Tujuan mereka adalah untuk memberikan layanan secara nasional perbatasan dan akhirnya, memperluas kehadiran kami ke seluruh kawasan Asia dan jaringan luar melalui kami yang berkembang asosiasi . Rantau PR adalah anggota terakreditasi dari Konsultan Public Relations Asosiasi Malaysia (PRCAM) Layanan yang ditawarkan oleh Rantau PR dapat dibagi menjadi empat yang merupakan :
1. PR Corporate,
2. Pameran PR,
3. PR Gaya Hidup
4. Teknologi PR
1. PR Corporate adalah tentang menciptakan dan mempertahankan citra yang kuat dan stabil dan positif untuk mendefinisikan persepsi publik perusahaan. Mereka menyesuaikan kegiatan mereka untuk melengkapi tujuan bisnis , pemasaran dan komunikasi.
Layanannya meliputi; komunikasi Investor, Eventsupport manajemen dan Media komunikasi auditsIn PR bagi LSM dan GLCs, mereka menyesuaikan kegiatan dan layanan untuk melengkapi tujuan organisasi perusahaan dan komunikasi.
Layanan yang meliputi; manajemen Acara, Media relations, komunikasi Pemasaran, Hubungan Masyarakat (Corporate Social Responsibility), hubungan Pemerintah (Public Affairs) dan Krisis management.
2. Dalam PR untuk pameran, seminar dan konferensi, mereka memiliki pengalaman dalam mengorganisir pada paparan media terkait dengan acara tersebut.
3. Untuk gaya hidup PR, kegiatan utama mereka kampanye publisitas seperti untuk kecantikan, kosmetik, fashion, home furnishing, olahraga, dan kesehatan klien, untuk sadar memanfaatkan perpaduan dari hubungan masyarakat, promosi silang, acara menarik, penempatan produk, dan publikasi situs web adalah bagian dari keahlian khusus .
4. Sementara mereka dalam Teknologi PR, dengan lebih dari 15 tahun pengalaman dan lebih dari 50 klien dari segmen teknologi, Rantau PR memiliki track record yang terbukti dalam melayani bebagai industri. Mereka bahkan telah menangani klien teknologi dalam jaringan, Internet-pasar terkait, perangkat lunak, keamanan, CRM, aplikasi, ERP, pendidikan, telekomunikasi dan gaya hidup digital.
______________
Sumber: http://dhikasprivate.blogspot.com/2014/03/perkembangan-public-relations-di-negara.html