Anak Tantrum, Penyebab dan Cara Mengatasinya

3 Min Read

Sebagai orang tua, kita pasti pernah mengalami momen di mana anak tiba-tiba meronta-ronta, berteriak, dan menangis kencang.

Ya, itulah yang disebut tantrum. Momen ini memang bisa membuat kita kewalahan dan bingung harus bagaimana.

Tapi jangan khawatir, tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak.

Ini bukan berarti anak kita nakal atau kita sebagai orang tua gagal mendidik.

Justru, tantrum adalah cara anak mengekspresikan emosi dan frustrasinya yang belum bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Biasanya, tantrum terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Puncaknya terjadi pada usia 2-3 tahun, saat anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasanya.

Namun, beberapa anak bisa mengalami tantrum hingga usia 5-6 tahun.

Penyebab Tantrum

Ada banyak hal yang bisa memicu tantrum, di antaranya:

  • Frustrasi: Anak tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya, atau tidak bisa melakukan sesuatu sesuai keinginannya.
  • Kelelahan: Anak merasa lelah atau mengantuk.
  • Kelaparan: Anak merasa lapar atau haus.
  • Gangguan sensorik: Anak terganggu oleh suara, cahaya, atau tekstur tertentu.
  • Stres: Anak mengalami tekanan atau kecemasan.
  • Pencarian perhatian: Anak merasa tidak diperhatikan atau ingin mendapatkan perhatian.

Cara Menghadapi Tantrum

Menghadapi tantrum memang tidak mudah. Tapi, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya:

1. Tetap Tenang

Ketika anak tantrum, hal pertama yang harus kita lakukan adalah tetap tenang. Jangan ikut terbawa emosi atau berteriak pada anak. Tetaplah tenang dan bicara dengan nada suara yang lembut.

2. Dengarkan Anak

Biarkan anak mengekspresikan emosinya. Dengarkan apa yang mereka katakan, meskipun kita tidak memahaminya. Dengan mendengarkan, kita menunjukkan bahwa kita memahami perasaan mereka.

3. Alihkan Perhatian

Jika memungkinkan, alihkan perhatian anak dengan menawarkan sesuatu yang disukai, seperti mainan atau camilan. Ini bisa membantu menenangkan mereka dan menghentikan tantrum.

4. Batasi Lingkungan

Jika tantrum terjadi di tempat umum, bawa anak ke tempat yang lebih tenang. Ini bisa membantu mereka mengatur emosi dan menenangkan diri.

5. Tetapkan Batasan

Anak perlu tahu bahwa tantrum tidak dapat diterima. Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat tantrum.

6. Beri Konsekuensi

Jika anak melanggar batasan yang telah ditetapkan, beri mereka konsekuensi yang sesuai. Misalnya, dengan menghentikan aktivitas yang mereka sukai atau mendiamkan mereka sebentar.

7. Beri Pelukan

Setelah tantrum mereda, berikan anak pelukan. Ini akan membantu mereka merasa dicintai dan diterima.

Artikel Terkait Lainnya

 

Share This Article